• PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)

    PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)

    PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau biasa disingkat menjadi PT PELNI (Persero), adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pelayaran angkutan penumpang dan barang. Hingga tahun 2020, perusahaan ini mengoperasikan 26 unit kapal penumpang, 53 unit kapal perintis, 8 unit kapal Tol Laut, 4 unit kapal kargo, 1 unit kapal ternak, dan 20 unit kapal rede. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki 45 kantor cabang, 115 titik terminal, 1 kantor cabang khusus (di Singapura), serta 2 Unit Bisnis Strategis (Galangan Surya di Surabaya dan Hotel Bahtera di Cipayung). Kapal-kapal Pelni secara rutin menyinggahi 91 pelabuhan di Indonesia. Dari semua kapal milik perusahaan ini, tiga unit di antaranya, yakni KM Kerinci, KM Wilis, dan KFC Jet Liner, berfungsi sebagai kapal sewa atau kapal cadangan bila ada kapal lain yang sedang masuk dok. Kapal penumpang milik perusahaan ini terdiri dari enam jenis, yakni kapasitas 3.000 penumpang, 2.000 penumpang, 1.000 penumpang, 500 penumpang, kapal Ro-Ro, dan kapal feri.

    Sejarah

    Pelni berawal dari Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-Kapal (PEPUSKA) yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tertanggal 5 September 1950. Yayasan PEPUSKA didirikan setelah Pemerintah Belanda menolak permintaan Pemerintah Indonesia untuk mengubah status NV Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) menjadi perseroan terbatas. Sebagai maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di perairan Indonesia, NV KPM juga menolak untuk memakai bendera Indonesia.

    Dengan modal awal 8 unit kapal, PEPUSKA harus bersaing dengan KPM yang armadanya lebih banyak dan memiliki kontrak-kontrak yang bersifat monopoli. Setelah PEPUSKA dibubarkan pada 28 April 1952, PT Pelni didirikan berdasarkan SK Menteri Perhubungan tanggal 28 Februari 1952 dan 19 April 1952. Presiden direktur Pelni yang pertama bernama Ma’moen Soemadipraja. Pada waktu itu, modal awal Pelni adalah 8 unit kapal yang diwariskan oleh Yayasan PEPUSKA. Kekurangan armada diatasi dengan memesan 45 unit kapal penumpang dari Eropa Barat dengan dana dari Bank Ekspor Impor Indonesia. Hingga kapal-kapal yang dipesan tiba, Pelni mencarter kapal-kapal asing untuk mengisi trayek yang ditinggalkan KPM. Selain itu, Pelni juga menambah jumlah armada dengan kapal-kapal hasil pampasan perang dari Jepang.

    Pada tahun 1961, Pelni diubah statusnya dari perseroan menjadi perusahaan negara. Status Pelni kembali diubah dari perusahaan negara menjadi perseroan terbatas pada tahun 1975.

    Dua kapal Pelni, KM Rinjani dan KM Kambuna dihibahkan kepada TNI-AL. Penyerahannya dilakukan pada 13 Mei 2005 di Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok. KM Kambuna diganti namanya menjadi KRI Tanjung Nusanive (KRI 973), dan KM Rinjani menjadi KRI Tanjung Fatagar (KRI 974).

    Pada bulan Maret 2020, Pelni resmi menyerahkan mayoritas saham PT Rumah Sakit Pelni, yang mengelola sebuah rumah sakit di Jakarta, ke PT Pertamina Bina Medika, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan kepemilikan semua rumah sakit yang dimiliki oleh BUMN.

    Armada

    Sebagian besar armada kapal penumpang milik Pelni diproduksi oleh galangan kapal Meyer Werft asal Jerman. Kabin penumpang umumnya dibagi menjadi kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas ekonomi. Kabin terbaik adalah kelas 1A diikuti dengan kelas 1 B, kelas 2A, kelas 2B, kelas 3, dan kelas ekonomi. Penumpang kelas ekonomi tidur beramai-ramai di sebuah kamar yang dilengkapi kasur. Di dalam kapal terdapat rumah makan, kafetaria, toko kelontong, bioskop mini, arena pertunjukan musik, dan mushola.

    Selain itu Pelni juga bekerja sama dengan Telkomsel untuk pemasangan BTS di atas beberapa kapal Pelni.

    Kapal dengan trayek tetap

    • KM Awu
    • KM Binaiya
    • KM Bukit Raya
    • KM Bukit Siguntang
    • KM Ciremai
    • KM Dobonsolo
    • KM Dorolonda
    • KM Egon
    • KM Fudi
    • KM Ganda Dewata
    • KM Gunung Dempo
    • KM Kelimutu
    • KM Kelud
    • KM Lawit
    • KM Labobar
    • KM Lambelu
    • KM Leuser
    • KM Nggapulu
    • KM Pangrango
    • KM Sangiang
    • KM Sinabung
    • KM Sirimau
    • KM Tatamailau
    • KM Tidar
    • KM Tilongkabila
    • KM Wilis
    • KM Umsini

    Kapal cadangan dan carter

    • KFC Jet Liner
    • KM Willis 2018-08-24 di Wayback Machine. (Padang)

    Pelabuhan Tujuan

    Pelni sebagai penyedia jasa pelayaran perintis memberikan pelayanan di kota-kota besar Indonesia, hingga ke pulau-pulau terpencil di pelosok negeri yang meliputi lebih dari 150 pelabuhan tujuan dari Sabang sampai Merauke.

    Kota besar yang dilayani Pelni antara lain

    • Bengkulu * Medan
    • Denpasar * Ambon
    • Bontang * Cirebon
    • Gorontalo * Jambi
    • Balikpapan * Jayapura
    • Kendari * Banjarmasin
    • Banyuwangi * Kupang
    • Makassar * Bau-bau
    • Manokwari * Merauke
    • Jakarta * Bandar Lampung
    • Bengkulu * Padang
    • Berau * Biak
    • Bima * Palembang
    • Bandar Lampung * Semarang
    • Surabaya * Pontianak
    • Batam * Bitung
    • Pangkalan Bun
    • Sorong
    • Jayapura
    • Raja Ampat

    Selain itu Pelni juga singgah di pulau terluar negeri seperti

    • Natuna
    • Nias
    • Morotai
    • Nunukan

    Pelni sekarang juga membuka rute Internasional

    • Davao
    • Dili

    Bisnis

    Garuda Indonesia dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) bekerjasama membuat paket wisata komplet untuk menjelajahi kepulauan Karimunjawa yang berada di wilayah Jawa Tengah. Paket wisata dengan nama Lets Go Karimunjawa ini bisa mulai dinikmati tanggal 9 Januari 2016. Untuk mendukung paket wisata ini Pelni membuka pelayaran reguler menuju Karimunnjawa dan jadwal kapal pelni setiap dua minggu sekali.

    Kerjasama yang dilakukan Garuda dan PT Pelni yaitu untuk merangkul minat wisata Karimunjawa yang berada di luar Jawa Tengah. Nantinya wisatawan yang berangkat dari Jakarta, Surabaya, denpasar, Makassar, dan Pangkalan Bun cukup membayar paket dan bisa berpetualang di Karimunjawa selama dua hari.