Kategori: Jasa Infrastruktur

  • Perum Pembangunan Perumahan Nasional

    Perum Pembangunan Perumahan Nasional

    Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (bahasa Inggris: National Urban Development Corporation, NUDC) atau biasa disingkat menjadi Perum Perumnas adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan perumahan. Perusahaan ini telah membangun sekitar 600.000 rumah di lebih dari 150 kota di Indonesia. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga mengelola sebuah hotel, yakni Hotel Harris Sentraland di Semarang. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki unit bisnis beton pracetak dan unit bisnis manajemen properti.

    Sejarah

    Upaya pembangunan rumah layak dengan harga terjangkau telah dimulai oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1952 dengan pembentukan Jawatan Perumahan Rakyat dan Yayasan Kas Pembangunan (YKP). Hingga tahun 1961, YKP berhasil membangun 12.460 rumah di 12 kota di Indonesia. Pada tahun 1974, Pemerintah Indonesia resmi mendirikan perusahaan ini, serta menunjuk BTN sebagai penyedia kredit pemilikan rumahnya. Perumahan berskala besar yang pernah dibangun oleh perusahaan ini antara lain terletak di Medan Helvetia, Medan; Bukit Kecil, Palembang; Banyumanik, Semarang; Tamalanrea, Makassar; Gayungan, Surabaya; dan Antapani, Bandung.


  • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

    PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

    PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau biasa disingkat menjadi Wika adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki sebelas kantor operasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan sembilan kantor perwakilan yang terletak di luar Indonesia.

    Sejarah

    1958 – 1970

    Perusahaan ini telah eksis sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia dengan nama NV Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co. (NV Vis en Co.), dengan fokus di bisnis pembangunan jaringan listrik dan pipa air. Pada tahun 1958, perusahaan ini resmi diambil alih oleh pemerintah Indonesia, dan pada tahun 1960, Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga mengubah nama perusahaan ini menjadi Perusahaan Bangunan Widjaja Karja. Pada saat itu, kantor pusat perusahaan ini terletak di Jl. Johar No. 10, Jakarta Pusat. Pada tanggal 29 Maret 1961, perusahaan ini resmi dinasionalisasi oleh pemerintah, dan namanya diubah menjadi PN Widjaja Karja. Perusahaan ini pun turut membangun Gelora Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces dan Asian Games 1962 di Jakarta. Pada tahun 1962, perusahaan ini memindahkan kantor pusatnya ke Jl. Hayam Wuruk No. 111, Jakarta Pusat. Pada tahun 1972, status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero, dan namanya disesuaikan dengan EYD menjadi “PT Wijaya Karya (Persero)”. Pada dekade 1960-an sampai 1970-an, WIKA mengerjakan sejumlah proyek, antara lain pemasangan jaringan listrik Asahan dan irigasi Jatiluhur.

    1971 – 1990

    Perusahaan ini kemudian membangun enam pabrik beton yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perusahaan ini lalu meluncurkan produk beton pertamanya, yakni tiang listrik prategang berpenampang H. Perusahaan ini kemudian berekpansi ke bisnis konstruksi gedung dengan membangun gedung tinggi pertamanya, yakni kantor pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada tahun 1979, perusahaan ini kembali memindahkan kantor pusatnya ke Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Pada tahun 1982, perusahaan ini membentuk tujuh divisi baru, yakni Sipil Umum, Bangunan Gedung, Sarana Papan, Produk Beton & Metal, Konstruksi Industri, Energi, dan Perdagangan. Perusahaan ini kemudian mulai memproduksi PC Piles dan mempelopori produksi bantalan rel berbahan beton di Indonesia.

    1991 – 2010

    Pada tahun 1997, perusahaan ini mendirikan anak usaha pertamanya, yakni PT Wijaya Karya Beton, dan kemudian disusul oleh PT Wijaya Karya Intrade pada tahun 2000, yang merupakan hasil penggabungan dari Divisi Produk Logam dan Divisi Perdagangan. PT Wijaya Karya Intrade lalu bertransformasi menjadi PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi pada tahun 2013. Pada tahun 2000, perusahaan ini resmi mendirikan PT Wijaya Karya Realty untuk berbisnis di bidang lahan yasan dan manajemen properti. Untuk pertama kalinya, perusahaan ini juga menerapkan teknologi Incremental Launching Method (ILM) pada proyek pembangunan Flyover Sudirman dan K.S. Tubun di Jakarta. Perusahaan ini kemudian juga mengembangkan perumahan pertamanya, yakni Tamansari Persada Raya di Bekasi, Jawa Barat.

    Pada tahun 2005, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan jalan layang Pasupati, Bandung yang menggunakan box girder terberat di Indonesia. Perusahaan ini juga mengerjakan Jembatan Cikubang di Tol Cipularang, yang merupakan jembatan dengan pilar tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2007, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun yang sama, perusahaan ini berekpansi ke luar negeri dengan menjadi mitra Consortium Japonais de l’autoroute algerienne (COJAAL) agar dapat ikut serta membangun jalan tol East West Motorway di Aljazair. Setahun kemudian, perusahaan ini mendirikan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung. Pada tahun 2008 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT Catur Insan Pertiwi, yang kemudian bertansformasi menjadi PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi pada tahun 2013. Pada tahun 2009, perusahaan ini menjadi pemimpin dalam konsosium BUMN Karya yang membangun Jembatan Suramadu, jembatan terpanjang di Indonesia.

    2011 – sekarang

    Perusahaan ini kemudian mulai mengoperasikan PLTD 50 MW Bali, yang merupakan proyek investasi pertamanya di bidang energi. Pada tahun 2013, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan PLTU Amurang. PLTU tersebut menjadi salah satu pemicu pertumbuhan bisnis EPC dari perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mengakuisisi PT Sarana Karya (Persero) yang kemudian bertransformasi menjadi PT Wijaya Karya Bitumen. Selain di Indonesia, perusahaan ini juga sempat mengerjakan sejumlah proyek di luar Indonesia, antara lain Timor Leste (2012), Myanmar (2013), Malaysia (2014), Arab Saudi (2016), Dubai (2017), Filipina (2018), Niger (2018), Taiwan (2019), dan Senegal (2019). Pada tahun 2014, perusahaan ini meresmikan Pusat Kepemimpinan WIKA, yakni Wikasatrian di Bogor. Pada tahun 2014, Wijaya Karya Beton resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan jembatan terpanjang di Sumatera (Jembatan Dompak), Kalimantan (Jembatan Tayan), dan Maluku (Jembatan Merah Putih). Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mulai mengerjakan proyek pembangunan jalur rel kereta cepat pertama di Asia Tenggara, yakni Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Pada tahun 2016 juga, Wijaya Karya Beton dan Wijaya Karya Gedung membentuk sebuah joint venture bernama PT Wijaya Karya Pracetak Gedung untuk menangkap potensi beton pracetak untuk gedung hunian vertikal.

    Pada tahun 2017, perusahaan ini membentuk PT Wijaya Karya Serang Panimbang sebagai calon pengelola jalan tol Serang-Panimbang yang saat itu sedang dibangun. Pada tahun yang sama, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan Simpang Susun Semanggi, yang merupakan jalan layang dengan lengkung terpanjang di Indonesia. Pada tahun 2017 juga, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang merupakan terminal penumpang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga menyelesaikan pembangunan Bendungan Jatigede, yang merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia yang dibangun setelah tahun 1945. Menjelang Asian Games 2018, perusahaan ini juga memenangkan kontrak untuk membangun Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, serta Stadion Madya, Lapangan Softball, Lapangan Bisbol, Lapangan Basket, Lapangan Squash di kompleks Gelora Bung Karno, serta Wisma Atlet Kemayoran. Perusahaan ini kemudian menyelesaikan pembangunan MRT Jakarta yang menghubungkan Lebak Bulus dengan Bundaran Hotel Indonesia. Perusahaan ini kemudian menyelesaikan pembangunan jalan tol pertama di Kalimantan (Balikpapan-Samarinda), Sulawesi (Manado-Bitung), serta underpass New Yogyakarta International Airport sepanjang 14,3 km, yang merupakan underpass terpanjang di Indonesia.

    Divisi

    Untuk menjalankan bisnisnya, WIKA saat ini memiliki enam divisi, yakni Infrastruktur 1, Infrastruktur 2, Fasilitas Industri, Listrik & Energi, Bangunan Gedung, dan Luar Negeri.

    Infrastruktur

    Divisi Infrastruktur 1 dan Infrastruktur 2 mengerjakan proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, pengairan, prasarana perhubungan, dan ketenagaan. Saat ini, kegiatan usaha Divisi Infrastruktur tidak sekadar kontraktor. Didukung oleh Tim Enjinering yang mumpuni, divisi ini mampu mengerjakan rancang bangun (design and build) dari mulai proses perencanaan sampai proses konstruksi. Beberapa proyek yang telah dikerjakan di antaranya adalah Jetty Batubara PLTU Cilacap, Jetty Wood Chip Pulau Laut, serta Removable Trashrack Banjir Kanal Manggarai.

    Bangunan Gedung

    Divisi Bangunan Gedung mengerjakan proyek pembangunan gedung yang dibiayai oleh Pemerintah dan BUMN, sedangkan untuk yang dibiayai swasta, dikerjakan oleh anak usaha WIKA, yakni WIKA Gedung. Divisi ini meliputi Sub Bidang Usaha Bangunan Hunian dan Bangunan Fasilitas. Saat ini, dengan dukungan kemampuan di bidang enjinering, telah melakukan pekerjaan rancang bangun atau design and build, yaitu melakukan pekerjaan sejak proses perencanaan sampai proses konstruksi.

    Listrik & Energi

    Divisi ini meliputi sub bidang usaha Minyak & Gas, Sarana Industri, dan Pabrik Fabrikasi Baja. Sub bidang usaha Minyak & Gas meliputi EPC Listrik & Energi di sektor hulu, sektor hilir, dan distribusi dari kegiatan operasi di sektor minyak & gas. Di sektor hulu terkait dengan pekerjaan processing gas plant, crude oil & gas pipeline distribution. Di sektor hilir terkait dengan pekerjaan kilang minyak, pipanisasi, dan tank terminal.

    Sub bidang usaha Sarana Industri meliputi Jasa Konstruksi & EPC di bidang industri (pabrik) dan material handling seperti pabrik Pengolahan Kelapa Sawit, pabrik biofuels, pabrik granulasi pupuk NPK, pabrik semen, pabrik farmasi, serta instalasi pengolahan air bersih & limbah.

    Sub bidang usaha Pabrik Fabrikasi Baja pada awalnya merupakan sarana pabrikasi pendukung. Namun sejak tahun 2009 ditingkatkan menjadi sub bidang usaha yang dapat mengelola sendiri usahanya mulai dari pemasaran, produksi, dan pengiriman dengan rentang produk yang besar dalam menghasilkan Produk Konstruksi Baja seperti struktur rangka baja, conveyor, pipe rack, tower telekomunikasi, tower transmisi listrik, jembatan rangka baja, tanki baja, silo, hopper, pressure vessel, welded beam, dan steel plate work lainnya. Selain memproduksi produk-produk di atas, saat ini sedang dijajaki produk-produk baja lainnya terkait dengan industri perminyakan dengan target pasar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), misalnya pekerjaan onshore steel platform, dan komponen industri alat berat (heavy equipment).

    Divisi ini juga menjalankan usaha dalam bidang konstruksi berbasis EPC yang terintegrasi. Lingkup pekerjaan yang dilakukan mulai dari pekerjaan rekayasa dasar, rekayasa proses, rekayasa detail, procurement terkait pengadaan equipment, dan construction atau pelaksanaan konstruksi dari proyek-proyek yang telah direncanakan. Saat ini, yang dikerjakan adalah EPC Power Plant, baik yang terkait dengan konstruksi sipil maupun EPC dari Power Plant.

    Anak perusahaan

    Karena peraturan pemerintah yang mengharuskan BUMN kembali ke bisnis intinya. Maka usaha usaha di luar konstruksi dipecah menjadi anak perusahaan, yaitu:

    Wijaya Karya Beton

    WIKA BETON adalah anak perusahaan Wijaya Karya yang telah berdiri sejak 11 Maret 1997. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1977, saat Wijaya Karya mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan. WIKA BETON saat ini telah memiliki 14 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia, antara lain di Sumatra Utara, Lampung, Bogor, Majalengka, Boyolali, Pasuruan dan Sulawesi Selatan. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini antara lain tiang beton untuk distribusi tenaga listrik, bantalan beton pracetak, bantalan rel kereta api, serta beton untuk jembatan, pipa, dinding penahan tanah, gedung, dan perumahan.

    Wijaya Karya Realty

    WIKA REALTY fokus pada pengembangan bisnis realty dan property yang juga meliputi layanan konsultasi, perencanaan, layanan konstruksi dan pembukaan lahan. WIKA REALTY telah membangun beberapa perumahan sejak tahun 1985.

    Ribuan unit rumah telah dibangun dengan konsep Tamansari, yaitu konsep taman perumahan dengan dukungan fasilitas terbaik bagi keluarga. Lokasinya berada di: Tamansari Pesona Bali di selatan Jakarta, Tamansari Persada Bogor, Tamansari Bukit Damai di Parung, Bogor, Tamansari Bukit Bandung, Tamansari Manglayang Regency di Bandung, Tamansari Bukit Mutiara di Balikpapan.

    Pada tanggal 29 Desember 2020, Kementerian BUMN resmi menunjuk Wika Realty sebagai holding hotel BUMN. Sementara Hotel Indonesia Natour akan menjadi operator dari seluruh hotel BUMN yang telah disatukan kepemilikannya ke Wika Realty.

    Wijaya Industri & Konstruksi

    WIKA Industri & Konstruksi adalah anak perusahaan PT WIKA yang berasal dari penggabungan dua divisi yaitu Divisi Produk Metal dan Divisi Perdagangan PT WIKA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perhatian pada manajemen bisnis, untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik.

    Tiga bisnis unit terdiri dari: Perdaganan Umum, Metal dan Konversi Energi. Yakin bahwa “quality is our way of live” menjadi aset mendasar dalam membangun kepercayaan konsumen akan kualitas produk WIKA Industri & Konstruksi. Ini dibuktikan dengan konsistensi komitmen manajemen dalam menjalankan ISO 9000, QS 9000, 5R, K3 dan Total Quality Management (TQM) sebagai salah satu parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah dibentuk penempatan bisnis dan diferensiasi di setiap SBU agar dapat bertahan dalam era persaingan pasar global yang semakin kompetitif.

    Wijaya Karya Bangunan Gedung

    Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 2008 dengan modal dasar sebesar Rp 200 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 50 miliar. Perusahaan ini fokus membangun gedung perkantoran, gedung industri, gedung fasilitas umum, dan gedung hunian.

    Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi

    Pada 18 November 2008, WIKA merampungkan proses akusisi PT Catur Insan Pertiwi (CIP). CIP adalah salah satu perusahaan tiga besar di Indonesia yang bergerak di bidang erection dan installation mekanikal elektrikal untuk proyek industrial dan power plant. WIKA mengakuisisi 70,08 persen saham CIP dengan nilai valuasi sebesar Rp 23 miliar, ekuivalen dengan 438 lembar saham yang bersumber dari kas internal perseroan. Tujuan dilakukan akuisi perusahaan ini adalah untuk memperkuat pertumbuhan non-organiknya dengan cara meningkatkan efisiensi biaya dan efektivitas operasi, dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Setelah akuisisi nama perusahaan berubah menjadi PT WIKA Insan Pertiwi (WIP).

    Kondisi pemasaran khususnya terkait dengan perolehan kontrak baru berdasarkan bidang usaha dapat digambarkan sebagai berikut: Industrial Plant: 11,9 persen Power Plant & ME: 46,6 persen Pabrikasi: 6,7 persen Operation & Maintenance: 6,8 persen Mining Equipment: 27,9 persen

    Wijaya Karya Bitumen

    PT Wijaya Karya Bitumen (awalnya bernama Sarana Karya) memiliki bisnis inti di bidang pertambangan aspal Buton, serta menyediakan aspal olahan dan siap pakai untuk keperluan konstruksi jalan dan lainnya. Perusahaan ini juga memiliki jaringan distribusi di dalam maupun luar Indonesia.

    Pada tahun 2013, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) resmi mengakuisisi 100 % saham PT Sarana Karya (Persero), yaitu sebanyak 5.000 lembar saham yang dipegang Pemerintah Republik Indonesia, dengan nilai Rp 50 miliar. Transaksi tersebut merupakan tindak lanjut terhadap terbitnya Peraturan Pemerintah No. 91 Tahun 2013 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Sarana Karya tertanggal 24 Desember 2013.

    Pada tanggal 7 Juli 2014, Sarana Karya resmi diubah namanya menjadi Wijaya Karya Bitumen.

    Proyek besar

    Infrastruktur

    1. Jembatan Layang Sudirman dan KS Tubun, dengan teknologi Incremental Launching Method (ILM).
    2. Jembatan Layang Pasupati Bandung, yang merupakan jembatan layang terpanjang di Indonesia dengan teknologi Cable Stayed.
    3. Jembatan Layang Cikubang di Tol Cipularang, yang merupakan jembatan dengan pilar tertinggi di Indonesia.
    4. Jembatan Suramadu
    5. Jalan Lintas Sumbawa-NTB
    6. Jembatan Barelang
    7. Jembatan Layang Purwosari (Surakarta, Jawa Tengah)
    8. Bendung Gerak Klambu Barrage dan Bendung Gerak Serayu di provinsi Jawa Tengah.
    9. Banjir Kanal Timur, Normalisasi Sungai Bengawan Solo, Bendung Amandit di Kalimantan, dan Waduk Jatigede di Jawa Barat.
    10. Pelabuhan Peti Kemas dan Car Terminal Tanjung Priok.
    11. Terminal Petikemas Koja
    12. Jalur Ganda Stasiun Cirebon Prujakan
    13. Renovasi dan pemasangan kanopi Stasiun Jatimekar, Jatiasih, Jatiluhur, Cibatu, Cibarusah, Bojongkulur, Wanaherang, Cileungsi, Nambo, Cibinong, Cariu, Jatimulya dan Ciangsana.
    14. Pembangunan stasiun baru Jatiwarna, Kalipayuk, Cileungsi, Jonggol, Jonggol Timur, Setu, Bambu Apus, Jatikramat, Rambutan, Cijantung, Pasar Rebo, Bojonggede, Pasar Minggu, Ancol, Cakung, dan Jatibening.
    15. Elektrifikasi jalur lintas kereta Tanjung Barat – Jatiwarna – Jatimekar – Cakung, Jatimekar – Jatiasih dan Jatimekar – Ciangsana ex NIS, Cibatu – Jonggol, Jatinegara – Bekasi, Duri – Tangerang dan Tanah Abang – Serpong ex SS.
    16. Pembangunan gardu listrik di daerah Jedor (Jatimekar), Jatiwarna, Lubang Buaya, Pondok Bambu, Jatiluhur, Ciangsana, Nambo, Cileungsi, Cibatu, Cibarusah, Bekasi, Tangerang, Serpong, Pondok Ranji dan Pasar Minggu.
    17. Jalur Ganda Wanaherang – Jabung – Cakung ex NIS dan Nambo – Cileungsi – Jonggol – Cianjur ex TTS
    18. Shortcut Kampung Sawah – Jedor, Jatikramat – Jatiasih, Pabrik Gula Jatiwarna – Manjah Kidul dan Jedor – Tepus.
    19. Perbaikan rel Citayam – Nambo ex NIS.
    20. Penggantian gauge rel Sawangan – Tapakan – Bojonggede – Pondokrajeg, Tapakan – Ciseeng (ex PVSM), Wanaherang – Cibubur – Ciracas, Cibubur – Lenteng Agung (ex TjiTM), Megamendung – Sukaraja, Bantargebang – Palokan Ilir, Pasaratas – Kranggan dan Sirnagalih – Jabung (ex TjVSM) dari semula 600 mm menjadi 1.067 mm
    21. Jalan Tol Surabaya – Mojokerto.

    Bangunan Gedung

    1. Asrama Universitas Negeri Semarang
    2. Paddock Sirkuit Internasional Mandalika
    3. Hotel Paragon City, Semarang
    4. Terminal Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Kota Pekanbaru)
    5. Terminal Bandar Udara Internasional Hang Nadim (Kota Batam)
    6. Terminal Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Kota Palembang)
    7. Terminal Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Bali)
    8. Terminal Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Kota Balikpapan)
    9. Terminal Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (Kota Makassar)
    10. Gedung Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta
    11. Perpustakaan Universitas Medan
    12. Pusat Riset Manufaktur Universitas Indonesia.

    Listrik & Energi

    1. EPC Pembangunan Terminal LPG Pressurized di Tanjung Sekong -Banten
    2. EPC Pembangunan DPPU Kualanamu – Medan
    3. EPC Penggantian Fasilitas DPPU Soekarno – Hatta
    4. EPC Relokasi Depot LPG Tanjung Priok
    5. EPC Pembangunan pipa Minyak Mentah Tempino – Plaju
    6. EPC Penggantian Pipanisasi CB-I Tasikmalaya – Ujung Berung
    7. EPC Tie-in PLTP Dieng
    8. Design and Build (Turnkey) 2500 MT per Day Palm Oil Refinery Pulau Laut
    9. Out of Pit Crushing & Conveying (OPCC) System ADARO
    10. ANTAM Belt Conveyor MOP – PP FeNi 1 Pomala
    11. PLTU Labuhan Angin
    12. PLTU Labuan
    13. PLTU Pelabuhan Ratu
    14. PLTG Muara Karang
    15. PLTGU Tanjung Priok
    16. PLTU Pacitan
    17. PLTU Grati 800 MW
    18. PLTA Garung Wonosobo
    19. EPC PLTU Amurang 2 x 25 MW
    20. EPC PLTD Bali 50 MW
    21. EPC PLTU Asam-Asam 2x65MW, Kalimantan Selatan.

  • PT Waskita Karya (Persero) Tbk

    PT Waskita Karya (Persero) Tbk

    PT Waskita Karya (Persero) Tbk. adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan ini memiliki lima divisi, yakni Gedung, Infrastruktur I, Infrastruktur II, EPC, dan Luar Negeri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki sebelas kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Sejarah

    Perusahaan ini telah eksis sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia dengan nama NV Volker Aannemings Maatschappij, sebagai cabang dari sebuah perusahaan yang kini menjadi VolkerWessels. Pada tahun 1958, perusahaan ini resmi diambil alih oleh pemerintah Indonesia, dan pada tahun 1960, Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga mengubah nama perusahaan ini menjadi Perusahaan Bangunan Waskita Karya. Pada tanggal 1 Januari 1961, perusahaan ini resmi dinasionalisasi oleh pemerintah dan ditetapkan menjadi sebuah perusahaan negara (PN). Pada tahun 1973, status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero. Pada dekade 1980-an, perusahaan ini berhasil membangun Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy. Sementara pada dekade 1990-an, perusahaan ini berhasil membangun Wisma 46 (gedung tertinggi di Indonesia saat diresmikan), Menara Kembar Bank Indonesia, dan Plaza Mandiri.

    Sebagai bagian dari upaya untuk merestrukturisasi perusahaan ini, pemerintah Indonesia sempat menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Perusahaan Pengelola Aset mulai tahun 2010 hingga tahun 2012. Pada bulan Desember 2012, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2014, perusahaan ini mendirikan sejumlah anak usaha, antara lain PT Waskita Toll Road, PT Waskita Beton Precast, dan PT Waskita Karya Realty masing-masing untuk berbisnis di bidang pengelolaan jalan tol, pencetakan beton, dan pengembangan properti. Pada bulan September 2016, Waskita Beton Precast resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2016 juga, perusahaan ini mendirikan PT Waskita Karya Energi untuk berbisnis di bidang pembangkitan listrik. Pada tahun 2017, Waskita Toll Road telah memegang hak konsesi atas 18 ruas jalan tol dengan total panjang 997 km di Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk meningkatkan modalnya, Waskita Toll Road juga menjalin kemitraan strategis dengan Sarana Multi Infrastruktur dan Taspen, sehingga mendapat tambahan modal senilai Rp 3,5 triliun.

    Pada tahun tahun 2018, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni jalan tol ruas Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Kartasura, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono; LRT Palembang; gedung terminal baru Bandar Udara Internasional Ahmad Yani; jalur Kereta Bandara Soekarno-Hatta; dan Bendungan Raknamo. Pada tahun 2019, Waskita Karya Energi mengubah namanya menjadi Waskita Karya Infrastruktur. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga berhasil mendivestasi dua ruas jalan tol, yakni Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Hingga tahun 2020, perusahaan ini berhasil membangun 19 ruas jalan tol dengan total panjang 1.087 km. Selain di Indonesia, perusahaan ini juga pernah dan sedang mengerjakan sejumlah proyek di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Timor Leste, dan Malaysia.

    Proyek besar

    Beberapa proyek utama, berdasarkan tahun penyelesaian adalah:

    • Bandara Internasional APT Pranoto, Sungai Siring di Samarinda (2014)
    • Bandara Internasional Sastranegara, di Bandung (2015)
    • Bandara Internasional Radin Intan II, Branti Raya di Lampung Selatan, Lampung
    • Bandara Pekon Seray, Krui di Pesisir Barat, Lampung
    • Bandara Purwosari, Purwosari di Lampung Timur, Lampung (2017)
    • Jembatan Kelok 9, Sumatra Barat
    • Tol Bali Mandara, Bali
    • Jembatan Pedamaran I, Riau
    • Kame Ma’taf, Mekah
    • Jembatan Layang “Pasteur – Cikapayang – Surapati” Bandung
    • Jembatan Merah Putih, Ambon
    • Bendungan Nipah, Jawa Barat (2007)
    • PLTU Suralaya, Cilegon (1997)
    • PLTU Muara Karang, Jakarta
    • Indonesia Power UP Semarang
    • Waduk Jatiluhur
    • Bendungan Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi
    • Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
    • Jakarta International Cargo Terminal, Tanjung Priok
    • Soekarno–Hatta International Airport
    • Cipularang Toll Road, Jawa Barat
    • Solo-Kertosono Toll Road, Jawa Tengah – Timur
    • Salatiga-Kartasura Toll Road, Jawa Tengah
    • Shangri-La Hotel, Jakarta (1993)
    • Bogor Agricultural Institute (IPB), Bogor (2002)
    • Tsunami Museum, Aceh (2009)
    • Senayan City, Jakarta (2006)
    • Royal Plaza, Surabaya (2006)
    • Kelapa Gading Square, Jakarta (2005)
    • Wisma BNI, Jakarta (1996)
    • Niaga Tower, Jakarta (1992)
    • Mandiri Plaza, Jakarta
    • Bank Indonesia
    • Menara TVRI
    • Gedung Departemen Pertanian
    • King Abdullah Financial District Parcel, Riyadh
    • Burj View, Uni Emirat Arab
    • Jalan Tol tegal pemalang seksi 3-4
    • LRT Palembang
    • Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi)
    • Tol Pasuruan-Probolinggo
    • Tol Pemalang-Batang
    • Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu)
    • Tol Layang (elevated) Jakarta-Cikampek/Jalan Layang Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ)
    • Tol Salatiga – Kartasura
    • Tol Bocimi (Bogor – Cianjur – Sukabumi)
    • Tol Kunciran – Serpong Seksi 1
    • Tol Serpong – Cinere
    • Tol Depok – Antasari (Desari)
    • Tol Cimanggis – Cibitung
    • Tol Cibitung – Cilincing
    • Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar
    • Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tambak Lorok

    Anak usaha

    • PT Waskita Toll Road
    • PT Waskita Beton Precast Tbk
    • PT Waskita Karya Realty
    • PT Waskita Karya Energy

  • PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

    PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

    PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk resmi berganti nama dari sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Saat ini kapasitas terpasang Semen Indonesia sebesar 29 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 42% pangsa pasar semen domestik.

    Sejarah

    Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sehingga menjadikannya BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat.

    Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya holding BUMN yang bergerak di bidang produksi semen. Holding ini ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan operasional. Pada tahun 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham Semen Baturaja ke perusahaan ini.

    Produk

    1. Semen Portland Tipe I. Dikenal pula sebagai ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidraulis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain: bangunan, perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
    2. Semen Portland Tipe II. Di kenal sebagai semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
    3. Semen Portland Tipe III. Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandara udara.
    4. Semen Portland Tipe V. Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir.
    5. Special Blended Cement (SBC). Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
    6. Portland Pozzolan Cement (PPC). Semen Hidraulis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.

    Lokasi pabrik

    Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Vietnam menjadikan Semen Indonesia mampu memasok kebutuhan semen di seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan toko-toko. Selain penjualan di dalam negeri, Semen Indonesia juga mengekspor ke beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia, Benin dan Madagaskar.

    1. Semen Padang. Semen Padang memiliki 6 (enam) pabrik semen : Indarung I, Indarung II/III. Indarung IV, Indarung V, dan Indarung VI dimana Indarung I sudah tidak beroperasi lagi dan saat ini sudah menjadi Museum Semen. Semen padang memiliki 5 pengantongan semen, yaitu: Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok dan Ciwandan.
    2. Semen Gresik. Semen Gresik memiliki 4 pabrik dengan kapasitas terpasang 11 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur dan Di Rembang, Jawa Tengah. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu: Pelabuhan khusus Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik Tuban berada di Desa Sumberarum, Kec Kerek.
    3. Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 4 pabrik semen, kapasitas terpasang 5,98 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep, Sulawesi Selatan. Semen Tonasa memiliki 10 (sepuluh) pengantongan semen, yaitu: Biringkassi Pangkep (Sulawesi Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan), Samarinda (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Bitung (Sulawesi Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Ambon (Maluku), Celukan Bawang (Bali), Lapuko Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara) dan Sofifi (Maluku Utara)
    4. Thang Long Cement Company. Thang Long Cement Company memiliki kapasitas terpasang 2,3 juta ton klinker per tahun, pabrik dengan full integrasi berlokasi di Quang Ninh, Vietnam Utara, Pabrik Penggilingan Semen berada di Ho Chi Minh City dengan kapasitas 1,2 juta ton semen per tahun, Vietnam Selatan serta pelabuhan integrated di teluk Halong Vietnam Utara.
    5. Solusi Bangun Indonesia (sebelumnya Holcim Indonesia)
    6. Solusi Bangun Andalas (sebelumnya Semen Andalas/Lafarge Cement)

  • PT Pembangunan Perumahan Tbk

    PT Pembangunan Perumahan Tbk

    PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau biasa disingkat menjadi PP, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi.

    Sejarah

    Perusahaan ini didirikan oleh Bank Industri Negara pada tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan. Proyek pertama yang dikerjakan oleh perusahaan ini adalah pembangunan kompleks rumah dinas Semen Gresik. Perusahaan ini kemudian ditugaskan untuk mengerjakan sejumlah proyek yang didanai dengan hasil pampasan perang dari Jepang, seperti pembangunan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel, dan Samudera Beach Hotel. Pada tanggal 29 Maret 1961, status perusahaan ini diubah menjadi perusahaan negara (PN). Pada tahun 1971, status perusahaan ini kembali diubah menjadi persero. Pada tahun 1991, perusahaan ini berekspansi ke bisnis properti dengan menyewakan ruangan yang ada di kantor pusatnya dan mengembangkan sebuah perumahan di Cibubur. Selain itu, perusahaan ini juga membentuk sejumlah perusahaan patungan, antara lain PT PP-Taisei Indonesia Construction, PT Mitracipta Polasarana, dan PT Citra Waspphutowa.

    Pada tahun 1993, perusahaan ini menjadi perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang berhasil mendapat sertifikasi ISO 9001. Pada tahun 2004, Koperasi Karyawan Pemegang Saham Pembangunan Perumahan (KKPSPP) resmi memegang minoritas saham perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini menerbitkan buku “Prinsip-Prinsip Kontraktor” yang menjadi buku panduan bagi perusahaan konstruksi di Indonesia. Pada tahun 2008, perusahaan ini meluncurkan PP University sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi para pegawainya. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai menerapkan prinsip konstruksi hijau untuk mengurangi dampak negatif konstruksi terhadap lingkungan. Pada tanggal 9 Februari 2010, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, perusahaan ini berhasil menyelesaikan proyek investasi pertamanya, yakni pembangunan PLTG berkapasitas 65 MW di Talang Duku, Sumatera Selatan. Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai mengerjakan proyek pembangunan New Tanjung Priok dengan nilai proyek sebesar Rp 8,2 triliun. Selain itu, perusahaan ini juga mengerjakan proyek pembangunan di tujuh bandara di seluruh Indonesia.

    Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi PT PP Dirganeka dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT PP Pracetak. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga membentuk Divisi Properti dan membuka kantor cabang di Pulau Sulawesi. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi PT Prima Jasa Aldo Dua dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT PP Peralatan. Pada tanggal 19 Mei 2015, PT PP Properti resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan ini memisahkan Divisi Bisnis Energi dan Divisi Bisnis Infrastruktur menjadi dua perusahaan tersendiri, masing-masing dengan nama PT PP Energi dan PT PP Infrastruktur. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga menjadi perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP. Pada tahun 2018, perusahaan ini menjadi BUMN pertama di Indonesia yang meluncurkan surat berharga perpetual.

    PT PP semenjak berdiri telah terlibat dalam pembuatan sejumlah bangunan penting. Berikut adalah beberapa bangunan yang pengerjaannya melibatkan perusahaan ini.

    Bangunan/Hotel

    • Ambarrukmo Palace Hotel Yogyakarta
    • Bali Beach Hotel Sanur
    • Gedung BCA Wahid Hasyim Jakarta
    • Gedung Giant Superstore Serpong
    • Poliklinik RS Pelni Petamburan Jakarta
    • Gedung Departemen Agama RI Jakarta
    • Gedung Mahkamah Konstitusi RI Jakarta
    • Gedung Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah UIN Jakarta
    • Gedung Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta
    • Gedung Jakarta City Center Jakarta
    • Gedung Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
    • Gedung Sampoerna Strategic Square Jakarta
    • Gedung Indosat Semarang
    • Gedung Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
    • Gedung Universitas Negeri Yogyakarta
    • Gedung Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
    • Gedung Universitas Airlangga Surabaya
    • Gedung Universitas Diponegoro Semarang
    • Gedung Universitas Petra Surabaya
    • Gedung Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya
    • Gedung ITC Cempaka Mas Jakarta
    • Gedung Menara Kuningan Jakarta
    • Gedung Departemen Dalam Negeri Jakarta
    • Gedung Apartemen Gading Nias Kelapa GadingJakarta
    • Gedung Apartemen Eminence Jakarta
    • Gedung Departemen Pertahanan Jakarta
    • Gedung Departemen Perpajakan Jakarta
    • Gedung Departemen Perdagangan Jakarta
    • Gedung Departemen Pertanian Jakarta
    • Gedung Kedutaan Singapura Jakarta
    • Gedung Apartemen Beleza Jakarta
    • Gedung Universitas Pancasila Jakarta
    • Gedung Universitas Indonesia Jakarta
    • Gedung Universitas Negri Jakarta
    • Gedung Menara BNI Pejompongan Jakarta
    • Gedung Menara 165 Jakarta
    • Gedung MPR RI Jakarta
    • Gedung Istana Negara Jakarta
    • Gedung Departemen Komunikasi dan Informatika Jakarta
    • Gedung Universitas NegerI Jakarta Jakarta
    • Gedung Garuda Indonesia Jakarta
    • Gedung Apartemen Kelapa Gading Jakarta
    • Gedung Departemen Pekerjaan Umum Jakarta
    • Gedung Menara BTN Jakarta
    • Gedung Sekolah Ilmu Statistik STIS Jakarta
    • Gedung Badan Pusat Statistik Jakarta
    • Apartemen Pertamina RU.IV Cilacap

    Bangunan sipil

    • Jembatan Batam-Tonton, ialah jembatan gantung yang menghubungkan dua pulau dengan bentang total 641,8m, selesai dibangun Januari 1997.
    • Jalan Lingkar Luar Jakarta ruas Cakung – Cikunir, selesai 3 April 2005.
    • Proyek jembatan layang trans jakarta kroridor 13 akan selesai 2016
    • Proyek Pembangunan Dermaga VII Pelabuhan Merak, Banten
    • Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban-Paket 1, Subang, Jawa Barat
    • Bandar Udara Internasional Yogyakarta

    Stadion olahraga

    • Stadion Kridanggo Salatiga
    • Stadion Manahan Solo
    • Stadion Gelora Delta Sidoarjo Jawa timur
    • Stadion Bumi Sriwijaya Palembang (Renovasi)
    • Stadion Patrajaya Plaju Sumatra Selatan (Renovasi)
    • Stadion Madya Sempaja Samarinda Kaltim
    • Stadion Willis Madiun Jatim
    • Stadion Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
    • Stadion Sultan Agung Bantul Yogyakarta
    • Stadion Bone Sulawesi selatan
    • Stadion Utama Samarinda Kaltim
    • Stadion Utama (UNRI) Pekanbaru
    • Stadion Cibinong Bogor
    • Stadion Bekasi Jawa Barat
    • Stadion Madya Tenggarong Kutai Kartanegara
    • Stadion Mimika Sport Complex Timika Papua
    • Stadion Jember Sport Garden Kabupaten Jember
    • Sirkuit Mandalika Lombok

    Anak Perusahaan

    PT PP Properti Tbk

    Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013 sebagai hasil pemisahan dari Divisi Properti milik Pembangunan Perumahan yang telah eksis sejak tahun 1991. PP Properti resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada bulan Mei 2015. Pada bulan November 2018, PP Properti juga mengakuisisi Limasland Realty dan Grahaprima Realtindo untuk dapat mengembangkan apartemen di Cilegon dan Yogyakarta. Hingga akhir tahun 2020, PT PP Properti Tbk mengelola 6 unit hotel, 12 unit pusat perbelanjaan, dan 35 unit residensial.

    PT PP Urban

    PT PP Urban adalah anak perusahaan PT PP (Persero) Tbk yang bergerak di bidang urban development, konstruksi, dan pracetak. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1989 dengan nama PT Prakarsa Dirga Aneka yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Karyawan PT PP (Persero). Perseroan ini mula-mula bergerak di bidang perdagangan untuk mendukung perusahaan induknya. Seiring waktu, perseroan kemudian berhasil mengembangkan diri di industri pracetak dan konstruksi.

    Pada tahun 2008, perseroan berganti nama menjadi PT PP Dirganeka. Fokus bisnis PT PP Dirganeka adalah di bidang konstruksi dan manajemen gedung. Setelah diakusisi oleh PT PP (Persero) pada 2013, perseroan berganti nama menjadi PT PP Pracetak dengan fokus bisnis di bidang konstruksi, manajemen gedung, dan beton precast. Untuk memenuhi visi bisnisnya, PT PP Pracetak melakukan transformasi menjadi PT PP Urban pada 2017. Dengan menjadi entitas baru, perseroan mulai merambah bisnis pengembangan kota, terutama pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).sulit dikoordinasikan

    PP Presisi

    PT PP Presisi Tbk fokus menyediakan jasa pendukung konstruksi, yakni konstruksi sipil sederhana, ready mix, pembuatan pondasi, pengoperasian erektor, pemasangan bekisting, dan penyewaan alat berat. Perusahaan ini memulai sejarahnya dengan nama PT Prima Jasa Aldodua (PJA) pada 6 Mei 2004. Hingga tahun 2012, perusahaan ini fokus menyediakan jasa penyewaan peralatan konstruksi berskala kecil. Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi diakuisisi oleh Pembangunan Perumahan dan namanya diubah menjadi “PT PP Alat Konstruksi” (PP Alkon) pada Juni 2014. Nama perusahaan ini lalu diubah menjadi “PT PP Peralatan Konstruksi” pada Juli 2014. Pada bulan Maret 2017, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang. Pada bulan November 2017, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.

    Referensi

    1. “Dewan Direksi”. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021.
    2. “Dewan Komisaris”. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021.
    3. “Laporan Tahunan 2020”. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021.
    4. “Sejarah Perusahaan”. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Diakses tanggal 29 Desember 2021.
    5. “Peraturan Pemerintah nomor 63 tahun 1961”. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 29 Desember 2021.
    6. “Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 1971”. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 29 Desember 2021.
    7. “Gandeng PP, BNI Sukses Bangun Iconic Building Baru di Jakarta”. BNI. Diakses tanggal 2019-07-04.
    8. Pasopati, Giras (19 Mei 2015). “Perdana Melantai di Bursa, Saham PP Properti Naik 11 Persen”. CNN Indonesia. cnnindonesia.com. Diakses tanggal 16 Januari 2020.
    9. “Ekspansi Bisnis Apartemen, PP Properti Akuisisi 2 Perusahaan”. katadata.co.id. 6 November 2018. Diakses tanggal 16 Januari 2020.
    10. “Perdagangan perdana, saham PP Presisi turun 4,65%”. Kontan.co.id. kontan.co.id. 24 November 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-15. Diakses tanggal 16 Januari 2020.

  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk

    PT Jasa Marga (Persero) Tbk

    PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol. Perusahaan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1978, tidak lama setelah jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor selesai dibangun. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memegang hak konsesi atas 34 ruas jalan tol sepanjang 1.603 kilometer di Indonesia, yang pengoperasiannya dibagi ke dalam tiga kantor regional.

    Sejarah Jasa Marga

    Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 1 Maret 1978 dengan nama “PT Jasa Marga”.[4] Pada tahun 1981, perusahaan ini ditetapkan menjadi persero, dan namanya pun diubah menjadi “PT Jasa Marga (Persero)”. Pada awalnya, selain menjadi operator jalan tol, perusahaan ini juga berperan sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987, perusahaan ini adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia. Perusahaan ini pun mengoperasikan jalan tol pertama di Indonesia, yakni jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) mulai tahun 1978. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini lebih banyak berperan sebagai otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta dalam mengusahakan jalan tol, namun sebagian besar investor gagal mewujudkan jalan tolnya, sehingga akhirnya diambil alih oleh perusahaan ini, antara lain Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta dan Jalan Tol Cipularang.

    Pada tahun 2004, setelah dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol, perusahaan ini tidak lagi berperan sebagai otoritas jalan tol di Indonesia, dan kewenangan penetapan tarif jalan tol juga diserahkan ke Menteri Pekerjaan Umum. Pada tanggal 12 November 2007, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2017, Jasa Marga mulai mewajibkan pembayaran tol dengan menggunakan uang elektronik, untuk mengurangi durasi pembayaran dan antrian di gerbang tol. Pada tahun 2019, perusahaan ini juga mulai menguji coba sistem pembayaran nirhenti, untuk makin mempersingkat durasi pembayaran di gerbang tol. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengembangkan bisnis non tol, terutama untuk mengoptimalkan asetnya, baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra strategis.

    Pengelolaan jalan tol

    • Sumatra Utara
      • Jalan Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi
      • Jalan Tol Belawan–Medan–Tanjung Morawa
    • Jabodetabek
      • Jalan Tol Jagorawi
      • Jalan Tol Ulujami-Serpong (ruas Ulujami-Pondok Ranji)
      • Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta (ruas Cawang-Tomang-Pluit)
      • Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo
      • Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 (ruas Benda-Kunciran, ruas Jombang-Cinere fase pertama)
      • Jalan Tol Jakarta-Tangerang
      • Jalan Tol Jakarta-Cikampek (ruas Cawang-Cikarang Pusat)
      • Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (ruas Cikunir-Cikarang Pusat)
      • Jalan Tol Lingkar Luar Bogor
      • Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (ruas Dukuh-Cilincing, Ulujami-Kembangan)
    • Jawa Barat (minus Bogor, Depok, Bekasi)
      • Jalan Tol Jakarta-Cikampek (ruas Karawang Barat-Cikampek)
      • Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (ruas Cikarang Pusat-Karawang Barat)
      • Jalan Tol Purbaleunyi
      • Jalan Tol Palimanan-Kanci
    • Jawa Tengah
      • Jalan Tol Batang–Semarang
      • Jalan Tol Semarang
      • Jalan Tol Semarang–Solo
      • Jalan Tol Solo–Ngawi
    • Jawa Timur
      • Jalan Tol Ngawi–Kertosono
      • Jalan Tol Surabaya–Mojokerto
      • Jalan Tol Surabaya–Gempol
      • Jalan Tol Gempol–Pandaan
      • Jalan Tol Pandaan–Malang
      • Jalan Tol Gempol–Pasuruan
      • Jalan Tol Pasuruan–Probolinggo
    • Bali
      • Jalan Tol Bali Mandara
    • Kalimantan Timur
      • Jalan Tol Balikpapan–Samarinda
    • Sulawesi Utara
      • Jalan Tol Manado-Bitung

    Rencana bisnis

    Sekretaris Jasa Marga mengusulkan kepada Pemerintah Indonesia untuk membangun proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek elevated dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 selatan, proyek diusulkan karena volume kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan.[6]

    Gubernur Jawa Timur meminta biaya Jembatan Suramadu digratiskan oleh Jasa Marga agar biaya angkutan kendaraan dapat dipangkas dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah Madura.[7]

    Sistem e-toll dengan melibatkan 4 bank, yaitu BRI, BNI, BTN, Mandiri yang telah diresmikan Menteri Badan Usaha Milik Negara pada Agustus 2015 akan dioperasikan oleh Jasa Marga akhir Januari 2016 di Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta. Diharapkan penambahan jumlah bank akan meningkatkan penetrasi penggunaan e-toll hingga 50%, sedangkan untuk pengoperasian di Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta diperkirakan terlaksanan April 2016


  • Hutama Karya

    Hutama Karya

    PT Hutama Karya (Persero) merupakan badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak dibidang jasa konstruksi, pengembang dan penyedia jasa jalan tol

    Sejarah

    Perusahaan ini memulai sejarahnya sebagai cabang dari Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) di Indonesia, dan telah mengerjakan banyak proyek konstruksi selama masa pendudukan Belanda. Pada tahun 1961, cabang tersebut resmi dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi PN Hutama Karya.[5] Perusahaan ini kemudian mengerjakan sejumlah proyek besar, antara lain proyek pembangunan Gedung DPR/MPR di Jakarta Pusat dan Monumen Dirgantara di Jakarta Selatan. Pada tahun 1970, perusahaan ini menjadi yang pertama di Indonesia untuk memakai sistem beton prategang BBRV dari Swiss, yakni pada proyek pembangunan Jembatan Semanggi. Perusahaan ini kemudian membentuk divisi beton prategang. Pada tanggal 15 Maret 1973, status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero.[6] Pada dekade 1980-an, perusahaan ini membentuk unit bisnis HakaPole untuk memproduksi tiang lampu jalan yang terbuat dari baja segi delapan. Perusahaan ini juga mulai mengerjakan proyek di luar Indonesia.

    Pada dekade 1990-an, perusahaan ini berhasil menyelesaikan sejumlah proyek pembangunan jembatan bentang panjang. Perusahaan ini lalu mendirikan sejumlah anak usaha untuk mendukung kegiatan bisnisnya, serta mendirikan sejumlah perusahaan patungan. Pada dekade 2000-an, perusahaan ini berekspansi ke bisnis pembangunan bangunan tinggi dan jalan tol. Pada tahun 2014, perusahaan ini mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengusahakan jalan tol di Sumatera. Pada tahun 2016, perusahaan ini mendapat konsesi pengusahaan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ruas S sepanjang 14,25 kilometer. Pada tahun 2017, perusahaan ini mendapat perpanjangan hak pengusahaan jalan tol tersebut dari hanya 16 tahun 3 bulan menjadi 36 tahun.[3][4] Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengusahakan Jalan Tol Akses Tanjung Priok seksi W1 dan W2 selama 40 tahun.

    Manajemen

    Dewan Komisaris

    • Budiman – Komisaris Utama
    • Lukman Edy – Wakil Komisaris Utama
    • Agung Sabar Santoso – Komisaris Independen
    • Wahyu Muryadi – Komisaris Independen
    • Chairiah – Komisaris
    • Susdiyarto Agus Praptono – Komisaris
    • Mohammad Zainal Fatah – Komisaris

    Dewan Direksi

    • Budiman – Komisaris Utama
    • Lukman Edy – Wakil Komisaris Utama
    • Agung Sabar Santoso – Komisaris Independen
    • Wahyu Muryadi – Komisaris Independen
    • Chairiah – Komisaris
    • Susdiyarto Agus Praptono – Komisaris
    • Mohammad Zainal Fatah – Komisaris

    Pilar Bisnis

    • Pengembangan Jalan Tol
    • Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol
    • Jasa Konstruksi dan EPC
    • Pengembangan Properti
    • Manufaktur

    Jalan Tol Trans Sumatera

    Di negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau, sistem jaringan jalan merupakan kebutuhan mendasar untuk menghubungkan masyarakat dan perniagaan dengan pekerjaan, layanan, pasar, mengurangi biaya logistik, dan merangsang pertumbuhan industri di Indonesia. Menjawab kebutuhan tersebut, pemerintah menempatkan konektivitas tinggi sebagai salah satu prioritas utama. Melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015, pemerintah memberikan amanat kepada Hutama Karya untuk membangun dan mengembangkan Jalan Tol Trans Sumatera.

    Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda yang panjang keseluruhannya mencapai 2.765. km dan akan beroperasi penuh pada 2024. Sebagai pulau terbesar kedua di Nusantara dengan populasi melebihi 55 juta jiwa, Sumatera memainkan peran penting dalam. perekonomian negara. Dianugerahi beragam potensi alam dan komoditas berlimpah, mulai dari karet, minyak kelapa sawit, kopi,  minyak bumi, batu bara, dan gas alam, pada tahun 2015 Sumatera menyumbang 22,21% produk domestik bruto (PDB) Indonesia, terbesar kedua setelah Jawa, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).  Oleh karena itu, kemajuan dan keberlanjutan perekonomian Sumatera sangat penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan di kawasan tersebut. Jika pertumbuhan terhenti,  perkembangan daerah sekitarnya pun akan terhambat.


  • Brantas Abipraya

    Brantas Abipraya

    PT Brantas Abipraya (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga mengoperasikan sejumlah pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

    Sejarah

    Perusahaan ini memulai sejarahnya di Malang sebagai bagian dari Proyek Brantas. Pada tanggal 14 Agustus 1979, Direktur Jenderal Pengairan saat itu, Suyono Sosrodarsono, mengusulkan pemekaran Proyek Brantas menjadi tiga organisasi, salah satunya organisasi konstruksi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam perusahaan konstruksi milik negara yang telah ada.

    Sebagai wadah untuk organisasi konstruksi, awalnya dipertimbangkan PN Buwana Karya yang saat itu kondisinya kurang sehat, tetapi karena proses penyehatan perusahaan memerlukan waktu yang cukup lama, akhirnya pada tanggal 12 November 1980, pemerintah memutuskan untuk menjadikan organisasi konstruksi dari Proyek Brantas sebagai modal untuk mendirikan sebuah perusahaan konstruksi baru dengan nama “Brantas Abipraya”.[5], yang berarti “Semangat Brantas”. Pada awalnya, karena keterbatasan modal, perusahaan ini pun mengerjakan proyek melalui skema kerja sama operasi (KSO), antara lain dengan Hazama Gumi untuk membangun Bendungan Kedungombo.

    Pada tahun 1991, perusahaan ini memindahkan Direktorat Utama dan Direktorat Pemasarannya ke Jakarta, tepatnya di Gedung Pengairan yang terletak di Jl. DI Panjaitan kav. 12. Setahun kemudian, perusahaan ini mendapat tambahan modal dari pemerintah berupa sebidang tanah di Jl. DI Panjaitan kav. 14, yang sebelumnya dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum.[7] Pada tahun 1995, perusahaan ini resmi memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta, dengan menempatkan semua direktoratnya di Gedung Sarana Karya yang terletak di Jl. Wijaya I, Kebayoran Baru. Pada tahun 1999, perusahaan ini mulai membangun gedung baru di Jl. DI Panjaitan kav. 14, dan setelah selesai dibangun, perusahaan ini pun memindahkan kantor pusatnya ke gedung tersebut.

    Pada tahun 2011, perusahaan ini mendirikan PT Brantas Energi, agar dapat lebih fokus mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Pada tahun 2016, Brantas Energi mulai mengoperasikan PLTS berkapasitas 2 MW di Gorontalo.

    Organisasi

    Saat ini, Brantas Abipraya memiliki tiga divisi operasi, yakni Divisi Operasi 1 (pembangunan gedung), Divisi Operasi 2 (pembangunan pengairan), dan Divisi Operasi 3 (pembangunan jalan dan jembatan). Selain itu, perusahaan ini juga memiliki tiga unit bisnis, yakni Abipraya Properti (pengembangan properti), Abipraya Alat (persewaan alat berat), dan Abipraya Beton (percetakan beton).

    Portofolio Proyek

    • Bendungan & Bendung
      • Bendungan Bili – Bili [Lokasi: Kab. Goa, Sulawesi Selatan ]
      • Bendungan Batu Bulan [Lokasi: Sumbawa, NTT ]
      • Bendungan Wadas Lintang [Lokasi: Kebumen, Jawa Tengah ]
      • Bendungan Telaga Tunjung
      • Bendungan Palasari [Lokasi: Bali]
      • Bendungan Sutami [Lokasi: Malang, Jatim]
      • Bendungan Jatibarang [Lokasi: Semarang, Jateng]
      • Bendungan Koto Panjang [Lokasi: Riau]
      • Bendungan Benel [Lokasi: Bali]
      • Bendungan Bening Widas [Lokasi: Madiun, Jatim]
      • Bendungan Ponre – Ponre [Lokasi: Sulawesi]
      • Bendung Karet Waledan [Lokasi: Indramayu, Jabar]
      • Bendung Karet Gubeng [Lokasi: Surabaya, Jatim]
      • Bendungan Pandanduri [Lokasi: Lombok, NTT]
      • Bendungan Bajul Mati [Lokasi: Banyuwangi, Jatim]
      • Bendungan Titab [Lokasi: Buleleng, Bali]
      • Bendung Gerak Tempe [Lokasi: Sulawesi Selatan]
      • Bendungan Bintang Bano [Lokasi: Sumbawa Barat]
      • Bendung Kedungombo [Lokasi: Purwodadi, Jateng]
      • Bendungan Marangkayu [Lokasi: Kalimantan Timur]
    • Terowongan
      • Terowong Waduk Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah
      • Kotopanjang HEPP Diversion Tunnel, Bangkinan, Riau
    • Jalan & Jembatan
      • Underpass Cibubur, Jawa Barat
      • Jalan akses Proyek Cisokan Hulu, Jawa Barat
      • Jembatan Sungai Wariki, Irian Jaya
      • Pelebaran Jalan Lampeong – Batas Prov. Kalimantan Timur
      • Pembangunan Jalan Simpang Blusuh – Batas Kalimantan Tengah
      • Pembangunan Jalan Balai Bekuak – Aur Kuning 1, Kalimantan Barat
      • Pembangunan Jalan Tebas-Singkawang, ByPass Sambas, Galing-Tanjung Harapan, Kalimantan Barat
      • Proyek Jembatan Siak IV, Riau
      • Pembangunan Fly Over Martadinata Bogor, Jawa Barat
    • Irigasi & Sungai
      • Normalisasi Kali Sunter
      • Normalisasi Kali Mookervart Hulu 2
      • Jaringan Irigasi D.I. Oko-Oko, Sulawesi
      • Jaringan Irigasi Air Lakitan, Sumatra
      • Jaringan Irigasi D.I. Benua Aporo-2, Sultra
      • Jalan Bomberai – Hurimber, Irian Jaya
    • Gedung
      • Gedung Pendidikan IPB, Bogor, Jawa Barat
      • Pabrik Plywood Pare, Kediri, Jawa Tengah
      • Pabrik Kelapa Sawit Tomata, Sulawesi
      • Gedung Kementerian PU, Jakarta
      • Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
      • Gedung SDA Kementrian PU, Jakarta
      • Gedung Askes Cabang Makassar
      • Gedung STKIP Udayana, Bali
      • Gedung DPRD Kulonprogo, Yogyakarta
      • Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan
      • Wisma Atlet Kemayoran Blok C, Jakarta
      • Fasilitas kelautan dan keamanan Donggi Senoro LNG, Luwuk, Sulawesi Tengah
    • Pengerukan & Reklamasi
      • Reklamasi Pulau Nipah, Riau
      • Mitigasi Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur
      • Disposal Site Jedi Ancol, Jakarta
    • Mesin & Listrik
      • Transmisi 20 KV Wonorejo, Jatim
    • Pengeboran & Grouting
      • Pengukuran rembesan Proyek Bendungan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat
      • Pengeboran Proyek Irigasi Sangkup
      • Pengeboran Bendungan Ponre-ponre
      • Pengeboran penahan batu spillway Bendungan Ponre-ponre
    • Pembangkit Listrik
      • Ampel Gading Power House, Malang, Jawa Timur
      • PLTA Cirata, Bandung, Jawa Barat
      • PLTA Saguling, Bandung, Jawa Barat
    • Lainnya
      • Fasilitas Pengolahan Air, Bekasi, Jawa Barat
      • Piping Line Pacific Vicose Project, Purwakarta, Jawa Barat
      • Surabaya Water Supply Section SUDP, Surabaya, Jawa Timur
      • Depo Kontainer PT Kawasan Berikat Nusantara, Jakarta

  • Adhi Karya

    Adhi Karya

    PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Selain kantor pusat di Jakarta, perusahaan ini juga memiliki enam divisi yang berkantor di Medan, Palembang, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

    Sejarah

    Perusahaan ini telah eksis sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia dengan nama NV Architecten-Ingenieurs en Aannemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries (NV Associatie). Pada tahun 1958, perusahaan ini resmi diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, dan pada tanggal 11 Maret 1960, Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga mengubah nama perusahaan ini menjadi Perusahaan Bangunan Adhi Karya. Pada bulan Maret 1961, perusahaan ini ditetapkan menjadi sebuah perusahaan negara (PN),[3] dan pada tahun 1971, status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero.[4] Pada tahun 2004, perusahaan ini menjadi perusahaan konstruksi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.

    Pada tahun 2012, perusahaan ini mendirikan PT Adhi Persada Properti untuk berbisnis di bidang pengembangan properti. Dua tahun kemudian, perusahaan ini juga mendirikan PT Adhi Persada Beton dan PT Adhi Persada Gedung untuk berbisnis di bidang pencetakan beton dan pembangunan gedung. Pada tahun 2018, perusahaan ini mendirikan PT Adhi Commuter Properti untuk berbisnis di bidang pengembangan properti di sekitar stasiun LRT Jabodebek. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mendirikan PT Dumai Tirta Persada untuk mengelola sistem penyediaan air minum di Dumai. Pada tahun 2020, bersama Brantas Abipraya, perusahaan ini mendirikan PT Jalintim Adhi Abipraya untuk mengelola KPBU perbaikan Jalan Lintas Timur Pulau Sumatra.